Kamis, 21 Maret 2013

SEGA LENGKO KINI TAK BERDAUN PISANG


INDRAMAYU, 21 Maret 2013
Kuliner khas Indramayu, Jawa Barat, Sega Lengko,  kini tak lagi ditemukan orisinal tradisionalnya oleh perubahan perkembangan dan dinamika kehidupan. Makanan yang dulu identik dengan kuliner sarapan pagi indramayu, sega lengko telah berkembang ke arah yang tak populair.
   Diawali dari menu-nya, doeloe sega lengko mengggunakan tahu kulit (tahu yang berbentuk prisma segi tiga
dan berkulit tebal) khas Indramayu. Tahu tak digoreng namun diiris tipis sebagai bumbu bersama sambel goreng dan kecap. Namun kini berkembang dengan diganti tempe maupun tahu potong putih/kuning yang digoreng lebih dulu.
   Sega lengko yang dibeli dari pedagang nasi sarapan di kampung-kampung di Indramayu bukan main nikmatnya sampai-sampai sanak keluarga yang datang ke Indramayu, nasi lengkolah yang menjadi permintaan utama mereka untuk sarapan pagi. Namun bukan main kagetnya kini sega lengko banyak berubah tak seperti dulu. Dari mulai bumbu lengko, sampai pembungkusnya beda. Nasi lengko kini sudah pakai tahu putih yang digoreng, ada mie-gorengnya/bihun atau suatu tempat dijumpai sega lengko dijumpai pakai tempe dan telor pendang, di sutu tempat lagi sega lengko pakai tempe goreng yang dipotong kecil-kecil. Bumbu yang dicampur dengan tauge dan ketimun yang diiris tipis memang masih melekat, namun kecapnya kini sembarang yakni buatan pabrik modern.
   Makan nasi lengko tentu sangat beda aroma jika sega lengko itu dibungkus daun pisang, ada kesan tradisional dan selera makan, kini sega lengko dibungkus pakai kertas-minyak dan kunci pembungkusnya dengan hacter kawat. Jika makan di warung segalengko, maka akan dilayani langsung dipiring tanpa dialasi daun pisang.
   Menurut hj Umamah (80th), veteran perang kemerdekaan pensiunan  legiun veteran Indramayu yang dulu  sebagai penjual nasi lengko ternama di Sindang Indramayu, nasi lengko sulit untuk dijaga keasliannya, diikarenakan bahan baku, dan juga keinginan penjual dan pembeli yang serba ingin praktis. Ketiadaan daun pisang (daun pisang klutuk  pisang biji) adalah kegagalan pemerintah dalam membangun perekonomian keluarga. Dulu setiap pekarangan rumah hampir dijumpai tanaman pisang, namun kini masyarakat enggan menaman pisang di pekarangan rumah. Apalagi  semua desa dipinggiran kota  kini berkembang menjadi kota menjadi semakin sempit pekarangan rumah. Hj Umamah dulu membeli daun pisang dari tetangga yang memiliki tanaman  pisang untuk pembungkus segalengko.
   Nasi lengko khas Indramayu yang dulu dijumpai di pasar Mambo diwaktu sore menjelang malam kini tak kelihatan lagi. Yang tubuh berkembang adalah warung sega jamblang yang merupakan kuliner khas Cirebon. Akankah sega lengko tetap lestari atau berkembang tergantung dari kemauan warga penerus warisan pendahulu itu. Sega lengko kini saja tetap disebut sega lengko walau tak berdaun pisang. (agus Warsono/masagus)


   

Kamis, 07 Maret 2013

TOKOH INDRAMAYU 2012



KRETERIA TOKOH INDRAMAYU 2012 

Bahan perbincangan masyarakat sehari-hari.
Merupakan tokoh yang kerap menjadi bahan perbincangan sehari-hari di masyarakat Indramayu khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Kiprah
Merupakan bentuk pengabdian yang dipandang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Prestasi dan dedikasi  
Tingkat prestasi tokoh sesuai dengan bidangnya dan segi pandangan masyarakat

Sosial
Segi sosial sang tokoh pada masyarakat luas

Sering dipublikasikan di media 
Publikasi di media yang di hitung dari kemunculannya tokoh pada media -media cetak nasional, regional dan lokal. Media nasional cetak tersebut adalah Kompas. Republika dan Pikiran Rakyat. Media Regional dan lokal ialah Radar Cirebon. Sedangkan media lewat internet ialah compas.com, republika online (ROL), dan pikiran rakyat online. Media radio tidak digunakan dalam pemilihan kreteria ini, tetapi pemberitaan media tv nasional yang dihitung yakni SCTV, MetroTv, Indosiar, dan ANtv.

Tingkat kepopulairan tokoh kebanyakan didominasi oleh media cetak regional, namun media cetak nasional pun kerap muncul meski grafiknya tidak banyak . Pada kreteria sering dipublikasikan media, tokoh Dr H Irianto MS Syafiuddin jauh mengungguli tokoh-tokoh lainnya, disusul Bupati Anna Sopanah, dan tokoh Ir Suyanto baik sebagai Dirut PDAM Indramayu maupun ketua ormas Kosgoro, disusul KH Sakur Yasin.

Tokoh seperti Dr H Irianto MS Syafiuddin, unggul di  lkreteria tokoh yang menjadi bahan perbincangan di masyarakat,  disusul Anna Sopanah, Drs. Supendi serta Ki Anom Rusdi (dalang wayang).

Iis Dahlia menjadi unggul di  publikasi media tv nasional mengingat kapasitasnya sebagai artis nasional.

Berikut hasil 10 tokoh Indramayu :

1. Dr. H Irianto Mafud Sidik Syafiuddin (Yance)
2. Anah Sopanah (Bupati Indramayu)
3. Dr Suhaeli (Ketua PGRI Indramayu)
4. Ir Suyanto (Ketua DPC Kosgoro Indramayu)
5. Drs. Supendi (Wk Bupati Indramayu)
6. Iis Dahlia (Artis Ibukota)
7. Daniel Mutaqin, ST (Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat, Ketua DPC Pemuda Pancasila Indramayu)
8. Rusdi (Dalang wayang)
9.  KH Syakur Yassin (Pengasuh Pondok Pesantren)
10.Rozak Muslim (Ketua DPRD Kab. Indramayu)

Tokoh Indramayu, merupakan profil wong Dermayu (orang Indramayu) yang dikategorikan populair di masyarakat Indramayu khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pertimbangan kepopulairan adalah menurut kiprah, prestasi, dedikasi, sosial, sering dipublikasikan media serta kapasitas tugas pribadinya sepanjang tahun di setiap tahun oleh Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) Indonesia secara independen. penulis Rg Bagus Warsono (masagus)